Presiden Soekarno dan Pembentukan Tidore sebagai Ibu Kota Provinsi Perjuangan Irian Barat
Abstract
RESUME: Tidore memiliki peran yang panjang dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menyatukan kita semua, perjuangan para pendiri bangsa, salah satunya adalah Presiden Soekarno, dalam memprakarsai pembentukan Provinsi Perjuangan Irian Barat pada tanggal 17 Agustus 1957. Metode dalam penelitian ini adalah kajian sejarah dan historiografi, dengan melakukan penelitian lapangan terhadap objek-objek sejarah di Tidore, serta melakukan wawancara dengan para saksi dan pelaku sejarah. Penulis juga melakukan penelitian kearsipan di ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia), Jakarta. Terbentuknya ibu kota provinsi Perjuangan Irian Barat dengan ibu kota di Soa Sio, Tidore, memiliki makna dan simbol sejarah yang sangat dalam. Nilai dari peristiwa sejarah tersebut harus direkonstruksi semaksimal mungkin. Presiden Soekarno mengingatkan memori sejarah bangsa Indonesia dan dunia internasional bahwa Irian Barat (Papua sekarang) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia. Tidore juga menjadi rantai perjuangan yang menghubungkan antara Irian Barat dengan Indonesia.
KATA KUNCI: Soekarno; Soa Sio Tidore; Irian Barat.
ABSTRACT: ”President Sukarno and the Tidore Formation as the Capital of West Irian Province of Struggle”. Tidore has a long role in the history of the Indonesia nation's struggle. The purpose of this paper is to tie us all together, the struggle of the nation's founders, one of them is President Sukarno in initiating the formation of the Province of West Irian Struggle on 17 August 1957. The method in this research is historical study and historiography, by conducting field research on historical objects in Tidore, and conducting interviews with historical witnesses and actors. The author also conducts archival research at the ANRI (National Archives of the Republic of Indonesia), Jakarta. The formation of the capital city of the Struggle Province in West Irian with a capital city in Soa Sio, Tidore, has a very deep historical meaning and symbol. The value of these historical events must be reconstructed as long as possible. President Soekarno reminded the historical memory of the Indonesian nation and the international community that West Irian (now Papua) is an inseparable part of Indonesia. Tidore is a chain of struggle that connects West Irian and Indonesia.
KEY WORD: Soekarno; Soa Sio Tidore; West Irian.
Mengenai Penulis: Dr. Abdul Haris Fatgehipon adalah Dosen di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FIS UNJ (Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta), Gedung K, Kampus UNJ, Jalan Rawamangun, Jakarta Timur, Jakarta, Indonesia. Alamat emel: perahanan@yahoo.com
Cara Mengutip: Fatgehipon, Abdul Haris. (2022). “Presiden Soekarno dan Pembentukan Tidore sebagai Ibu Kota Provinsi Perjuangan Irian Barat” dalam SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Volume 15(2), November, hlm.49-58. Bandung, Jawa Barat, Indonesia: Minda Masagi Suci dan ASPENSI (Asosiasi Sejarawan dan Pendidik Sejarah Internasional), ISSN 1979-0112 (print) dan ISSN 2622-6855 (online).
Riwayat Artikel: Diterima (19 September 2022); Direvisi (28 Oktober 2022); and Diterbitkan (30 November 2022).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Amal, M. Adnan. (2002). Kepulauan Rempah-rempah. Jakarta: KPG [Kepustakaan Populer Gramedia].
Bahar, Saafroedin & Nannie Hudawati [eds]. (1998). Risalah Sidang BPUPKI. Jakarta: Setneg RI [Sekretariat Negara Republik Indonesia].
Barink, R. (2020). Caught between the Netherlands and the Republic: The Position of the Federal Consultative Assembly –‘Bij eenkomst voor Federaal Overleg’ (BFO)– during the Dutch-Indonesian Conflict, 1945–1950. Leiden: Leiden University.
Chauvel, R. (1990). Nationalist, Soldiers, and Separatist: Ambonese Island from Colonialism and Revolt, 1880-1950. Leiden: KITLV Press.
Fatgehipon, Abdul Haris. (2021). “The Exodus of KNIL Soldiers from Maluku to the Netherlands in 1950s” in TAWARIKH: Journal of Historical Studies, Volume 12(2), April, pp.195-206. Available online also at: https://journals.mindamas.com/index.php/tawarikh/article/view/1437 [accessed in Jakarta, Indonesia: 2 March 2022].
Feith, Herbert. (1962). The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Ithaca, New York: Cornell University Press.
Handoko, Wuri & Syahruddin Mansyur. (2018). “Kesultanan Tidore: Bukti Arkeologi sebagai Pusat Kekuasaan Islam dan Pengarunya di Wilayah Periferi” dalam Arkeologi Kemendikbud, Vol.38, No.1.
Hardjono, Ratih. (1992). Suku Putihnya Asia: Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Harvey, Barbara Sillars. (1984). PERMESTA: Pemberontakan Setengah Hati. Jakarta: Grafiti Pers, Terjemahan.
Herlina, Sitti Rachmah. (1985). Pending Emas: Bergerilya di Belantara Irian. Jakarta: Gunung Agung.
Idham. (2011). “Naskah Klasik di Kota Tidore, Kepuluan Provinsi Maluku Uatar” dalam Jurnal MANASA, Vol.1, No.1, ISSN 2088-9631.
Juliarni, Epa & Mestika Zed. (2019). “Sejarah Pemikiran Diplomatik: Konflik Indonesia-Belanda pada KMB dan Isu yang Belum Terselesaikan” dalam KRONOLOGI: Jurnal Mahasiswa Ilmu Sejarah dan Pendidikan, Vol.1, No.2, hlm.12-26.
Koentjaraningrat & Harsja W. Bachtiar. (1963). Penduduk Irian Barat. Djakarta: Penerbit UI [Universitas Indonesia].
Kusuma, A.B. & R.E. Elson. (2011). “A Note on the Sources for the 1945 Constitutional Debates in Indonesia” in Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, Volume 167(2-3), pp.196-197.
Legge, John D. (1985). Sukarno: Sebuah Biografi Politik. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, Terjemahan.
Leirissa, R.Z. (1997). PRRI-PERMESTA: Strategi Membangun Indonesia Tanpa Komunis. Jakarta: Grafiti Pers.
Noer, Deliar. (1990). Mohammad Hatta: Biografi Politik. Jakarta: Penerbit LP3ES.
Purdey, Jemma. (2014). Dari Wina ke Yogyakarta: Kisah Hidup Herb Feith. Jakarta: Penerbit KPG [Kepustakaan Populer Gramedia].
Pusjarah Mabes TNI [Pusat Sejarah Markas Besar Tentara Nasional Indonesia]. (2000). Sejarah TNI, Jilid III. Jakarta: Mabes TNI.
Sjamsuddin, Helius. (2015). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Suharta, I Nyoman. (2015). Arek Bumi Moro. Jakarta: Bhuana Sastra.
Susetyo, Berlian. (2018). “Strategi Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Irian Barat Tahun 1949-1962”. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Lubuklinggau: Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan PIPS [Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial], STKIP PGRI [Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Persatuan Guru Republik Indonesia].
Wawancara dengan Amin Faruk, S.I.P., Sekretaris Kesultanan Tidore, di Tidore, Maluku Utara, Indonesia, pada tanggal 12 Februari 2002.
Wawancara dengan Ir. Arifin Raimadoya, M.Sc., Putra Gubernur Provinsi Perjuangan Irian Barat, Zainal Abidin Syah, dan sekarang menjabat sebagai Dosen IPB (Institut Pertanian Bogor), di Bogor, Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 2 Desember 2019.
Wawancara dengan Sarifudin Ajam, M.Sc., Tokoh Masyarakat Tidore dan sekarang sebagai Dosen UNKHAIR (Universitas Khairun), di Ternate, Maluku Utara, Indonesia, pada tanggal 18 Januari 2021.
Wicaksono, Andri. (2022). “Sejarah Pengakuan Kedaulatan oleh Belanda: Tinjauan Historis dalam Novel Indonesia” dalam ARIF: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal, Vol.2, No.1, hlm.16-33.
Yamin, Muhammad. (1950). Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia. Djakarta: Penerbitan Media Kita.
Zed, Mestika. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Penerbit YOI [Yayasan Obor Indonesia].
DOI: https://doi.org/10.2121/sosiohumanika.v15i2.1493
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan is published by Minda Masagi Press. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Sharealike 4.0.